Untuk satu sosok adam
yang sempat jadi alasan senyum ku di setiap pagi
dengan semangat penuh keceriaan bermandikan bagaskara aku selalu menunggumu didepan pintu dengan setia memberikan sarapan senyum terbaikku hanya untuk "dia" satu sosok laki-laki yang menjadi alasan ku untuk selalu tersenyum setiap harinya, saat itu rasanya cukup bagiku untuk selalu melihatmu tersenyum manis disetiap pagimu, siangmu, malam mu dan aku sudah merasa puas, permintaan yang tidak neko-neko bukan
tiba-tiba tepat awal februari takdir yang menjemputnya untuk datang dengan satu sosok wanita dengan pesona sang putri yang memberikan engkau kemilau harapan cinta dimasa depan, lambat laun kau mulai terhanyut dalam panggung cerita mu bersama dirinya...
saat itu perlahan kau mulai lupakan aku, semua usahaku, semua pagi kita, semua malam kita dan akhirnya ....
semua terlupakan begitu saja, rasanya pagi ku tak menunjukan cahaya nya, siang ku tak menunjukan keceriannya, dan malam ku.... senyap remuk redam, mendung, gelap, kelam, tak berwarna
tiba di saat pagi aku mulai membuka mata, aku putuskan pagi ku ini harus kembali, aku tak tahan lagi, haus ku memuncak, peluh ku tak terbendung pecah dan rasanya ingin meledak, tapi semua percuma...
pekik teriak ku tak ada yang mendengar, latar tempat ku mengadu pun tak membalas pengaduanku
seperti merangkak dalam bisu, berada pada garis keras ego yang kosong dan tak punya arah tujuan, dan aku labil
sejak saat itu aku putuskan untuk tidak lagi menunggu mu didepan pintu dan tak akan lagi tutur manis yang keluar dari mulutku untuk bercanda mesra penuh manja dengan mu
haaaaaah...
Jujur, memang sakit .. sakiit sekali
bila kini nyatanya engkau lebih memilih dia
sudahlah..
Tak akan lagi aku sebodoh ini, larut dalam angan yang tanpa arah dan tujuan
*dari wanita yang sudah cukup puas untuk selalu melihatmu tersenyum manis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar